Selamat Datang Generasi Muda Penerus Bangsa Melawan walaupun Tertawan...
Jangan Pernah Ragu dan Takut Memperjuangkan Kebenaran... Katakan Merah jika itu MERAH, Katakan Putih jika itu PUTIH.. Teriakkan Salam Kebebasan Berpikir....

Hidup mahasiswa..
Hidup Manajemen..
Jayalah HMM ku..

Selasa, 03 Februari 2009

KEBIASAAN YANG MEMBAWA SUKSES

Kebiasaan atau habit dalam bahasa Inggris, apa sama dengan habitat ya? Bisa ya bisa tidak. Ya, karena setiap orang sukses selalu berkumpul dengan sesama orang sukses, dan kumpulan ini bisa disebut dengan nama habitat. Tidak, karena orang sukses tadinya tidak memiliki lingkungan yang membuat dia sukses, tetapi karena kemauan, keinginan dan impian yang keras serta jangan lupa aksinya yang benar membuat dia memiliki habitatnya sekarang. Jadi orang sukses bisa membuat habitatnya sendiri dan menarik orang lain memasukinya.

Situasi ini mirip dengan hukum gravitasi. Di mana terdapat massa yang sangat besar maka massa tersebut akan menarik massa yang lebih kecil darinya. Kekuatan massa itu akan lebih besar efeknya bila jaraknya lebih dekat. Siapa sih yang mau melawan hukum alam?
Cobalah, beberapa waktu lalu demam bola semakin kentara, Anda tonton pertandingan piala dunia sendiri di rumah, apakah ada perasaan seru? Sekarang bandingkan dengan kalau berkumpul dengan sesama penggemar bola, bagaimana rasanya sekarang? Atau Anda sedang menonton pertandingan bola ini sendirian di rumah, tiba-tiba terdengar sorak riuh rendah dari rumah tetangga Anda, apalagi yang nonton sampai di luar rumah tetangga Anda, kira-kira?
"Mau dong ikut bergabung, nonton bareng ya, boleh kan nonton di sini?" Mungkin kata-kata itu yang keluar dari lubuk hati Anda. Lalu sepulang dari rumah tetangga perasaan bahwa Anda menjadi seorang pemain bola kelas dunia masih membara dalam benak Anda. Bahkan Anda merasa sukses membawa tim kesayangan Anda memenangkan pertandingan. Oleh karena itu, kalau mau sukses dan belum merasa diri sendiri sukses cari lingkungan orang-orang sukses dan melebur dengan mereka. Lho kenapa nonton bola menjadi tolok ukur untuk memiliki kebiasaan sukses? Itu hanya sebuah ilustrasi kecil untuk menggambarkan kekuatan massa. Habitat dan lingkungan awal muasal pembentuk watak dan pribadi kita masing-masing. Ada yang bilang bahwa orang sukses biasanya dimulai dari keluarga yang harmonis. Keluarga adalah kekuatan, massa terkecil dan terkuat untuk membentuk seseorang untuk menjadi sesuatu di masa depannya. Lalu apa hubungannya dengan kebiasaan orang sukses? Kalau disurvei hampir semua orang sukses mempunyai satu alat yang sangat murah, mudah, kadang disepelekan, dianggap aneh kalau kita menyebutkannya dan kita sendiri kadang-kadang risi menyebutkannya. Alat ini adalah langkah awal, senjata rahasia semua orang sukses walau pada awalnya mereka tidak pernah mengetahui kekuatannya. Alat ini adalah impian, cita-cita, dream, keinginan yang beremosi, visi.

Mimpi dan Laksanakan
Beberapa waktu lalu di salah satu stasiun TV disiarkan mengenai keberhasilan seorang juru masak. Juru masak ini saat ini membawahi lebih dari 50 juru masak lainnya, dan bekerja di hotel berbintang banyak di kota paling gemerlap di Amerika yaitu Las Vegas. Dalam wawancaranya dia menyatakan bahwa sejak kecil bercita-cita untuk menjadi juru masak, dan setiap langkah yang dijalaninya adalah menuju dan yang menunjang tercapainya cita-cita tersebut.
Seorang gitaris grup muda terkenal di Indonesia, sudah mengimpikan untuk menjadi pemusik sejak usia dini. Lalu semua kegiatan yang dilakukannya tidak pernah terlepas dari impiannya ini, walaupun banyak tantangan serta hambatan, yang diubahnya menjadi tantangan untuk sukses. Impian untuk sukses tidak harus impian masa kecil, bisa juga saat usia sudah senja. Ingat kegigihan Kolonel Sanders pendiri franchise ayam goreng terkenal. Dia memulainya di usia 66 tahun, pensiunan angkatan darat dari negara adidaya, tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Dia memiliki keahlian dalam memasak, dia tawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Akhirnya restoran yang ke-1008, menerima resepnya tersebut dan kini kita dapat menikmatinya di Indonesia, Kentucky Fried Chicken. Mungkin impian Kolonel Sanders sangat sederhana, ingin memiliki uang yang layak untuk hidup di hari tuanya yang tinggal sebentar lagi.
Contoh menarik lagi mengenai impian di hari tua pernah disiarkan di salah satu stasiun TV swasta, mengenai seorang ibu rumah tangga kulit berwarna. Ibu ini dapat menyekolahkan lebih dari 20 murid sekolah SD sampai ke perguruan tinggi hanya dengan biaya dari tangannya.
Dimulai beberapa belas tahun sebelumnya ketika dalam perjalanan pulang dari kantornya ibu ini berjumpa dengan seorang wanita muda kelaparan. Dengan ketulusan hatinya dia mengajak wanita muda itu ke sebuah toko makanan, lalu mempersilakannya untuk mengambil makanan yang ia inginkan. Ternyata wanita muda ini mengambil roti, susu bayi, sosis, telur dan beberapa kebutuhan rumah tangga lainnya yang tidak wajar diinginkan oleh wanita muda sebayanya.
Ketika ditanya asal usulnya, wanita muda ini tidak mau menjelaskan, hanya dikatakan bahwa dia sudah tidak bersekolah.
Sejak saat itu ibu ini berjanji untuk menyekolahkan setiap anak ke perguruan tinggi.

Hidup Jadi Bermakna
Impian, cita-cita, dream, visi, dan masih banyak lagi padanan katanya yang menunjukkan tujuan kita untuk mengarungi hidup ini dengan penuh makna. Impian tidak selalu bagi diri sendiri, tidak selalu harus materi, tidak selalu harus kemewahan.
Impian bisa untuk orang membahagiakan orang lain, untuk kebaikan lingkungan hidup sekitar kita, atau impian sederhana, hanya ingin mengajak nenek kita, orang tua kita, anak kita berkunjung ke Candi Borobudur misalnya.
Impian bisa impian waktu kecil, impian waktu sekolah, impian saat bekerja, impian saat mendapat tekanan dari pihak lain, impian saat sengsara, impian saat mendekati ajal.
Dunia ini berkembang karena impian-impian yang dianggap gila di masanya. Jules Verne bermimpi orang bisa terbang ke bulan, bermimpi orang bisa menyelam di kedalaman laut yang paling dalam. Hari ini hampir setiap enam bulan ada saja penerbangan berawak manusia ke antariksa, bahkan negara-negara besar berkolaborasi mendirikan stasiun angkasa luar di mana manusia bisa tinggal dengan nyaman. Hari ini manusia dapat melihat kedalaman laut yang paling dalam, yang paling gelap yang besar tekanan per incinya, dapat menemukan spesies-spesies baru yang belum pernah dikenal sebelumnya.
Ibu Kartini, memimpikan bahwa wanita sebangsanya bisa mendapat pendidikan yang layak, dapat mengenyam kehidupan yang setara. Hari ini semakin banyak wanita Indonesia mendapat pendidikan tinggi, mempunyai karier setingkat dengan rekan prianya, bahkan presiden kita seorang wanita. Gajahmada bermimpi untuk menyatukan wilayah Majapahit yang luas dengan berpuasa makan palapa. Saat ini bukan hanya wilayah Majapahit bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tetapi Satelit Palapa sudah dapat menyatukan negara-negara di Asia Tenggara.
Dengan impian beberapa orang bisa mendapatkan kekayaan sesaat, melalui tebak-tebak nomor. Wah, itu salah satu mimpi juga, tapi jangan diikuti lho.

Tuliskan Impian Anda
Impian adalah alat yang sangat murah untuk menjadikan diri kita sukses. Ya, murah, karena yang diperlukan hanya mungkin secarik kertas dan alat tulisnya. Bahkan dalam salah satu konferensi Teknologi Informasi yang pernah diadakan di Taiwan, coret-coretan di atas kertas tisu saat kita makan siang bisa merupakan impian baru terciptanya alat baru pula.
Lho kok secarik kertas untuk impian, memang, impian yang akan menjadi kenyataan adalah impian yang ditulis dan divisualisasikan. Salah satu dari penulis artikel ini mempunyai impian dapat menulis buku sendiri semenjak lulus dari perguruan tinggi.
Saat ini lebih dari tujuh buku dan ratusan artikel sudah diterbitkan bahkan beberapa di antaranya menjadi Best Seller dalam waktu tak lebih dari lima tahun. Selain itu, penulis juga sudah membantu beberapa orang lagi untuk juga menulis buku, artikel dan mengikuti jejak kesuksesannya.
Bergumul dengan impian, baca terus, bicarakan, lihat terus gambar-gambarnya, diskusikan, afirmasikan, rasakan sudah terjadi, lalu buat komitmen untuk mendapatkan dream tersebut apa pun pekerjaannya. Bacakan impian-impian itu setiap harinya, lihat gambar-gambarnya setiap hari, setiap saat. Buat komitmen, buat janji pada impian tersebut bahwa saya dapat mencapainya, saya pasti berhasil untuk mendapatkan impian tersebut. Buat rencana-rencana untuk impian-impian tersebut.
Penulis membuat tulisan-tulisan kecil yang kemudian disimpan di dompetnya, dan dibawa terus-menerus ke mana saja ia bepergian, dibaca setiap pagi hari sebelum memulai aktivitas.
Pada dasarnya semua manusia memiliki impian yang jelas, hanya saja, impian-impian itu sering dicuri oleh orang-orang terdekat, lingkungan, oleh orang yang dicintai bahkan oleh diri sendiri. Mundur beberapa tahun lalu pada saat kita masih kanak-kanak, setiap dari kita selalu ditanya oleh orang yang lebih tua akan impian kita kelak di masa yang akan datang.
Banyak sekali dari kita dapat menceritakan apa impian kita, apa cita-cita kita, apa keinginan kita nantinya, walau kita sendiri belum tahu atau belum mengerti apa yang dinamakan cita-cita itu, mungkin.
Ada sebuah riset mengenai orang sukses. Dari 100 orang yang dites, 30 - 40 tahun lampau, 80 orang tidak memiliki sama sekali cita-citanya, 10 orang memiliki tapi tidak yakin, 7 orang memiliki dan ditulis, 3 orang memiliki ditulis divisualisasikan dan yakin bahwa cita-citanya akan tercapai.
Dari statistik ini pula ternyata hanya 3 orang yang menjadi orang sukses, entah secara finansial, kesehatan, keluarga, atau bahkan menjadi pemimpin sebuah negara. Anda mau termasuk dalam kategori yang mana ? Pilihan ada di tangan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar