Selamat Datang Generasi Muda Penerus Bangsa Melawan walaupun Tertawan...
Jangan Pernah Ragu dan Takut Memperjuangkan Kebenaran... Katakan Merah jika itu MERAH, Katakan Putih jika itu PUTIH.. Teriakkan Salam Kebebasan Berpikir....

Hidup mahasiswa..
Hidup Manajemen..
Jayalah HMM ku..

Rabu, 07 Mei 2008

Cinta Indonesia


A. Pulau Sumatra


Provinsi Nanggro Aceh Darussalam Ibukota nya adalah Banda Aceh


Provinsi Sumatera Utara Ibukota nya adalah Medan


Provinsi Sumatera Barat Ibukota nya adalah Padang


Provinsi Riau Ibukota nya adalah Pekan Baru


Provinsi Kepulauan Riau Ibukota nya adalah Tanjung Pinang


Provinsi Jambi Ibukota nya adalah Jambi


Provinsi Sumatera Selatan Ibukota nya adalah Palembang


Provinsi Bangka Belitung Ibukota nya adalah Pangkal Pinang


Provinsi Bengkulu Ibukota nya adalah Bengkulu


Provinsi Lampung Ibukota nya adalah Bandar Lampung


B. Pulau Jawa


Provinsi DKI Jakarta Ibukota nya adalah Jakarta


Provinsi Jawa Barat Ibukota nya adalah Bandung


Provinsi Banten Ibukota nya adalah Serang


Provinsi Jawa Tengah Ibukota nya adalah Semarang


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ibukota nya adalah Yogyakarta


Provinsi Jawa Timur Ibukota nya adalah Surabaya


C. Nusa Tenggara


Provinsi Bali Ibukota nya adalah Denpasar


Provinsi Nusa Tenggara Barat Ibukota nya adalah Mataram


Provinsi Nusa Tenggara Timur Ibukota nya adalah Kupang


D. Pulau Kalimantan


Provinsi Kalimantan Barat Ibukota nya adalah Pontianak


Provinsi Kalimantan Tengah Ibukota nya adalah Palangkaraya


Provinsi Kalimantan Selatan Ibukota nya adalah Banjarmasin


Provinsi Kalimantan Timur Ibukota nya adalah Samarinda


E. Pulau Sulawesi


Provinsi Sulawesi Utara Ibukota nya adalah Manado


Provinsi Gorontalo Ibukota nya adalah Gorontalo


Provinsi Sulawesi Tengah Ibukota nya adalah Palu


Provinsi Sulawesi Tenggara Ibukota nya adalah Kendari


Provinsi Sulawesi Selatan Ibukota nya adalah Makassar


F. Kepulauan Maluku Dan Pulau Papua


Provinsi Maluku Ibukota nya adalah Ambon


Provinsi Maluku Utara Ibukota nya adalah Ternate


Provinsi Papua Barat Ibukota nya adalah Sorong


Provinsi Papua Tengah Ibukota nya adalah Timika


Provinsi Papua Timur Ibukota nya adalah Jayapura

Selasa, 06 Mei 2008

Fenomena Lunturnya Nasionalisme

Kondisi ini terlihat luntur dengan cerminan dari persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini. Misalnya banyak orang yang memberikan opini atau pendapat tentang penyelesaian Aceh dengan pola pikir masing-masing serta relatif menyudutkan TNI, namun tidak ada satu orangpun yang bersedia menjadi sukarelawan untuk membantu menumpas pemberontakan GAM tersebut.

Manakala rakyat Irak diserang oleh Amerika Serikat dan sekutunya, banyak orang menangis dan mengumpulkan dana serta menjadi sukarelawan untuk membantu rakyat Irak. Tetapi ketika rakyat Aceh atau rakyat Papua disakiti, disiksa, diperas dan dibunuh oleh GAM maupun OPM tidak terlihat adanya kelompok yang menangis dan berusaha untuk menjadi sukarelawan dalam membantu penyelesaian masalah Aceh atau masalah Papua. Semua ini merupakan cerminan betapa lunturnya rasa kebangsaan yang dimiliki bangsa ini.

Sebagai perbandingan, dahulu kala ketika presiden Soekarno mencanangkan Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda, orang berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk menjadi sukarelawan dalam mengusir Belanda dari Irian Barat. Hal ini sangat ironis sekali dengan kondisi saat ini.

Haruskah bangsa Indonesia dijajah kembali supaya rasa kebangsaannya menjadi tumbuh dan berkembang serta bersatu untuk dapat meraih kehormatan dan kemerdekaannya kembali ? Tentunya hal ini tidak kita ingini bersama, karena dijajah adalah penderitaan dan penistaan.

Hal ini ironis dengan fenomena yang ada di negara kita dimana ada anak bangsa yang meminta adanya campur tangan pasukan dari negara asing untuk mengatasi masalah dalam negeri baik di Poso maupun di Maluku. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa rendahnya rasa nasionalisme atau semangat kebangsaan anak bangsa tersebut. Padahal kita masih mampu dan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam negeri. Baik masalah Poso, masalah Aceh, masalah Ambon, masalah Papua dan masalah lainnya di Indonesia ini.

Begitu juga masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya terlihat betapa lunturnya nilai-nilai luhur bangsa ini yang tercermin baik dalam orasinya, spanduk/poster yang dibentangkan maupun tingkah laku yang tidak santun. Pernah terjadi pada suatu peristiwa demonstrasi, mereka menginjak injak dan membakar gambar/foto presiden yang nota bene sebagai lambang negara dan harus dihormati oleh seluruh anak bangsa. Perilaku lain yang sangat mengkuatirkan generasi tua atau para orang tua adalah adanya kebiasaan atau budaya yang banyak melanggar norma-norma agama dan sosial pada generasi muda.

Pergaulan bebas, seks pranikah, penggunaan narkoba adalah sebagian contoh ayng dapat dilihat dari lingkungan generasi muda kita saat ini dimana waktu-waktu yang lalu tidak pernah terjadi, minimal tidak terlihat vulgar atau terbuka seperti saat ini.

Tetapi kini perbuatan yang tak senonoh tersebut dilakukan seperti tanpa ada etika. Bisa kita simpulkan bahwa terhadap budaya bangsa yang demikian luhur dan sederhana saja banyak generasi muda yang melupakannya atau tidak memperdulikannya. Cara pandang seperti itu bisa dikatakan sudah luntur dan hampir berada pada titik terendah pada sikap diri masyarakat.


Upaya yang Dilakukan

Bahwa perlu suatu upaya yang sistematis dalam penanaman wawasan kebangsaan yang optimal sehingga didapatkan nasionalisme yang optimal, berisi ketangguhan bangsa khususnya generasi muda dalam upaya pembelaan negara dari semua ancaman yang dapat mengancam kelangsungan hidup negara. Upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam mengatasi kelemahan serta kendalanya.

Pengertian Retorika

Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau memberi informasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan ini muncul, ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan teknis . Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tampa jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, fikiran , kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata – kata yang tepat, benar dan mengesankan . ini berarti orang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif . jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk menghemat waktu dan sebagai tanda kepintaran ; dan efektif karena apa gunanya berbicara kalau tidak membawa efek ? dalam konteks ini sebuah pepatah cina mengatakan ,”orang yang menembak banyak, belum tentu seorang penembak yang baik. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai bicara.”
keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para retor yang terkenal dengan mempelajari dan mempergunakan hukum – hukum retorika dan dengan melakukan latihan yang teratur. dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa.

Indonesia Raja


Indonesia tanah airku,Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiriJadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru“Indonesia bersatu.”

Hiduplah tanahku,Hiduplah negriku,Bangsaku, Rakyatku, se’mwanya.

Bangunlah jiwanya,Bangunlah badannyaUntuk Indonesia Raja.
CHORUS:

Indonesia Raja, Merdeka, MerdekaTanahku, negriku jang kutjinta.

Indonesia Raja, Merdeka, MerdekaHiduplah Indonesia Raja.

Indonesia Raja, Merdeka, MerdekaTanahku, negriku jang kutjinta.

Indonesia Raja, Merdeka, MerdekaHiduplah Indonesia Raja.
Indonesia! Tanah yang mulia,Tanah kita yang kaya.

Disanalah aku beradaUntuk slamalamanya.Indonesia, Tanah pusaka,Psaka Kita semuanya.

Marilah kita mendoa,“Indonesia bahagia!”Suburlah Tanahnja,Suburlah jiwanja,Bansanya, Rakyatnya semuanja.Sadarlah hatinja,Sadarlah budinjaUntuk Indonesia Raja.
CHORUS
Indonesia! Tanah yang sutji,Tanah kita yang sakti.

Disanalah aku berdiriNdjaga ibu sedjati.

Indonesia! Tanah berseri,Tanah yung aku sayangi.

Marilah kita berjanji:“Indonesia abadi!”Slamatlah Rakyatnja,Slamatlah putranja,Pulaunya, lautnya semuanja.Majulah Negrinja,Majulah PandunjaUntuk Indonesia Raja.

Hakikat Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanyapemimpin. Di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala Keluarga. Di sebuah Negara ada Presidennya.Ini semua menunjukkan betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatumasyarakat, baik dalam skala yang kecil apalagi skala yang besar.Dari pengantar di atas, terasa dan terbayang sekali betapa dalampandangan terhadap "pemimpin" yang mempunyai kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi pemimpin tidak bolehdan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yangtidak benar.Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahamihakikat kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sbb :
1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan.Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembagaatau institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung jawabkannya,.Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah. Oleh karenaitu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak bolehmerasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harusdiistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.
2. Pengorbanan, Bukan FasilitasMenjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan ataukesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit.Karena itu menjadi terasa aneh bila dalam anggaran belanja negara ataupropinsi dan tingkatan yang dibawahnya terdapat anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli pakaian bagi para pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahalsekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.
3. Kerja Keras, Bukan Santai.Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi danmengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dankesejahteraan.Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhandan optimisme.
4. Melayani, Bukan Sewenang-Wenang.Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadipemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnyaOleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayananterhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk membohongin rakyatnya apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya.Bila pemimpin seperti ini terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianatan yang paling besar.
5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor.Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjaditeladan dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan. Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran..Dari penjelasan di atas, kita bisa menyadari betapa penting kedudukanpemimpin bagi suatu masyarakat, karenanya jangan sampai kita salah memilih pemimpin, baik dalam tingkatan yang paling rendah sepertikepala rumah tanggai, ketua RT, pengurus masjid, lurah dan camat apalagisampai tingkat tinggi seperti anggota parlemen, bupati atau walikota, gubernur, menteri dan presiden

Sekilas Tentang Paradigma

Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata bermakna sama yang seringkita jumpai dalam keseharian. Setiap hari kita tentu memiliki banyakparadigma/pandangan terhadap sesuatu maupun orang dalam dunia ini.Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitubanyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupanduniawi yang syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kitamendapatkan informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasankepada bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yangdilakukan orang lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yangseringkali merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisitersebut. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantungbagaimana persepsi yang berada di otak kepala.Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikatsatu sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan siapakita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidakbisa mengubah dapat mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubahkeberadaan kita, dan sebaliknya.Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir.Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita melihatsegala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melaluiparadigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup akanberbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigmadengan pusat yang lain.Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untukmelihat melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya, kita akanmeningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan setiapminggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita yang lain, untukmenjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung pada oranglain atau benda apa pun untuk manajemen yang efektif atas hidup kita. Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif,entah bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma menggerakandari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan paradigmatersebut menghasilkan perubahan yang kuat. Paradigma kita, benar atausalah, adalah sumber dari sikap dari perilaku kita, dan akhirnya sumberdari segala hubungan kita dengan orang lain.